Pengelolaan Kawasan Wisata Pesisir Berkelanjutan Studi Kasus Kawasan Taman Pendidikan Mangrove dan Kawasan Taman Wisata Laut & Konservasi Terumbu Karang, Desa Labuhan, Kabupaten Bangkalan
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi pengelolaan wisata pantai berdasarkan integrasi konsep antara Sustainable Coastal Tourism dan Blue Flag yang disesuaikan dengan lokus penelitian yaitu Taman Edukasi Mangrove dan Wisata Bahari & Taman Konservasi Terumbu Karang sehingga menghasilkan Indikator Pesisir Berkelanjutan. Indikator-indikator tersebut digunakan agar kedua destinasi tersebut dapat mencapai tujuan wisata pantai yang berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan data kualitatif, dengan metode pengumpulan data wawancara dan observasi. Analisis data dengan model Miles and Huberman yang membagi kegiatan analisis menjadi beberapa bagian, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Dari hasil observasi, di Taman Edukasi Mangrove ada 16 dari 36 sub indikator yang terpenuhi, sedangkan di Taman Wisata Bahari & Konservasi Terumbu Karang ada 19 dari 36 sub indikator yang terpenuhi. Beberapa sub indikator yang belum terpenuhi digunakan sebagai acuan untuk memberikan rekomendasi.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
References
Aldo, M. (2017) Keindahan Taman Wisata Pendidikan Mangrove Bangkalan. https://www.liputan6.com/regional/read/3067632/keindahan-taman-wisata-pendidikan-mangrove-Bangkalan. 24 Februari 2021.
Blueflag.global. (2019) Tools for Blue Flag Beaches. https://www.blueflag.global/beaches-1. 20 Januari 2021.
Dahuri, R. (2003) Keanekaragaman Hayati Laut Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Gpswisataindonesia.info. (2017) Taman Pendidikan Mangrove Labuhan Bangkalan Madura Jawa Timur. https://gpswisataindonesia.info/taman-pendidikan-mangrove-Labuhan-Bangkalan-madura-jawa-timur/. 12 Februari 2021.
Ilyas., (2016). Pendidikan Karakter Melalui Homeschooling. Journal of Nonformal Education, 2 (1), 94. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jne/article/download/5316/4226
Kuo J., (2007). New Monoeciuous Seagrass of Halophila sulawesii (Hydrocharitaceae) from Indonesia. Aquatic Botany. 87:171-175.
Nybakken, J.W. (1992) Biologi Laut; Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia Pusataka Utama. Jakarta. 443 pp
Raharjo, S. (1980) Oseanografi Perikanan I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Rahim, Sukirman dan Baderan, Dewi Wahyuni K.. (2017). Hutan Mangrove dan Pemanfaatannya. Ed ke-1. Cet. ke-1. Yongyakarta:Deepublish.
Tatang, Muhammad (2014) Upaya Pengelolaan Pantai Tanjung Kerasak Untuk Wisata Berkelanjutan Di Kabupaten Bangka Selatan. Masters thesis, Program Pascasarjana UNDIP.
United Nations Environment Programme. (2009). Sustainable Coastal Tourism An integrated planning and management approach. Copyright © United Nations Environment Programme, 2009.
Viodeogo, Y. (2018) PHE WMO Buka Kembali Taman Pendidikan Mangrove Bangkalan. https://surabaya.bisnis.com/read/20190808/532/1134305/phe-wmo-buka-kembali-taman-pendidikan-mangrove-Bangkalan. 15 Februari 2021.
Wardhani, Maulinna Kusumo. (2011). Kawasan Konservasi Mangrove: Suatu Potensi Ekowisata. Jurnal.
Yulianda, Fredinan. (2019). EKOWISATA PERAIRAN Suatu Konsep Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata Bahari dan Wisata Air Tawar. Cet ke-1. Bogor:IPB Press.